I took a picture of my mind and heart, and make it into an unimportant poems

Saturday, July 3, 2010

Mawar Putih Pucat

Dua tahun lalu
tak ada yang pernah menyangka
dering klakson menumbuhkan sekuntum mawar putih
merekah, senyum
Berkembang, hanya kata.
Berduri, menusuk jemari.
Tapi mengapa masih ku genggam ?

Hari ini.
Mawar putih memucat, rapuh.
Kugenggam benci, hancur.
Tanah basah menyimpan semua helai kisah
menguburnya dalam
hampa

Waktu berputar tak peduli
Bahkan untuk menumbuhkan kuntum baru
Belum ? kurasa takkan pernah.
Sebelum helai-helai mawar pucat membusuk.
Sebelum akar musnah
Sebatang mawar putih pucat
berdiri tanpa nyawa

No comments:

Post a Comment