I took a picture of my mind and heart, and make it into an unimportant poems

Saturday, October 1, 2011

#2 : Langkah

Kepada rindu yang menjeritkan derita

Kepada harapan yang menciptakan luka

Beriring airmata menapaki jalan menuju bahagia

Kerap kali, jatuh.

Kepada prasangka yang menjadikannya rapuh

Kepada nyata yang menjadikannya hancur

Beriring pasrah membangun kembali jiwa

Kerap kali, runtuh

Demi mimpi-mimpi yang menjadikannya hidup

Demi cinta yang menjadikannya bertahan

Diteruskannya langkah dengan sepotong hati yang entah dimana

#1 : Mencintaimu Semampuku

Aku ingin mencintaimu semampuku

Semampuku untuk tersenyum hanya padamu, saat kau tersenyum bukan padaku

Aku ingin mencintaimu semampuku

Semampuku untuk senantiasa bersyukur dan berbahagia atas hal-hal kecil. Misalnya, hadirmu

Aku ingin mencintaimu semampuku

Semampuku untuk bangkit dan tetap kuat, saat kurasa kau pergi dan berpaling

Aku ingin mencintaimu semampuku

Karena saat mencintaimu, aku mampu melakukan apapun

Long time no see! :) Since my heart have been stolen by that-adorable-another-guy. These are poems i've made....for him. Enjoy :)

Thursday, April 21, 2011

Going Home

You know what?
I miss being the old me.
When i always ready to be there when you need me.
When i always sincer to give you everything.

Go home, i'd love to.
To our planet of insanity, dear.
With you.

Would you help me?
Hold my hand and help me stand
Together, we're going home


:)

Dulu dan Sekarang

Rumah kita, dulu
24 jam untukmu, aku menunggu
Setia dengan kata-katamu yang semanis madu
Berdiri disamping bayanganmu yang nyata
Menunggu hatimu yang entah kemana

Rumah kita, dulu
Tempatku duduk di dekat perapian
Tempatku merajut dengan madu, madu yang dulu.
Yang kau pakai untuk maniskan duniaku.
Yang kala itu ku simpan hanya untukku

Rumah kita, sekarang
Dengan dindingnya yang kusam
Dengan apinya yang padam
Maka aku tengok jendela
Bertemu dengan bayang-bayang senja

Rumah kita, sekarang
Penuh debu, suram
Maaf, lama kutinggalkan
Senja terlalu indah untukku tidak berpaling
Sekali lagi maaf, jika aku tak lagi peduli

Bilamana kutengok kembali,
Mungkinkah ku temukan kau disana
Duduk disamping perapian.
Menepuk kursi disebelahmu, tersenyum penuh rindu.
Ah ya, sepenuh hati aku akan pulang
Jika itu artinya kau akan tinggal
Berdua, kembali merajut mimpi kita
Dan melupakan dunia

Friday, January 14, 2011

Last Puzzle Piece

Ini sebenerenya puisi yang disuruh bikin buat DH Osis/MPK , tapi karena ternyata gua bikinnya bagus *plak* jadi gua posting

Last Puzzle Piece

You are the because for my every why
You are the reason in my every condition
You are Dhurva, the shinnest single star in my eyes
You'll always have the most beautiful palace in my heart
So i wish i could find you there
To make it complete, as the last Puzzle piece


P.s : Kang (mending baca dianya --") , jangan dianggep serius yak, kan disuruhnya gombal, begitu deh jadinya hehe

Sebesar Itu

Aku pernah mencintaimu sebesar itu

Sebesar balon udara yang sekarang mendarat layu di tanah

Sebesar kobaran api yang sekarang menjadi abu

Sehijau daun yang sekarang menguning

Seindah salju yang sekarang mencair dan lenyap

Aku pernah mencintaimu sebesar itu

Tapi sekarang tidak lagi

2007-2009

(Merasa perlu memberikan penjelasan waktu, hehe)