Tuesday, November 30, 2010
Kemarin
ku lihat siluet mu berdiri disana.
menatap duniamu sendiri.
sebagaimana aku sedang menatap dunia ku.
kemarin,
aku lihat kamu tersenyum, bukan untukku.
sebagaimana aku tersenyum hanya untukmu.
lalu,
bumi menarikan penyambutan senja.
kulihat wajahmu untuk yang terakhir, wajah datarmu.
dan sebuah keresahan amat sangat mengalir hebat.
mengetahui kau akan berada disana, tanpa aku.
dan aku yang berada disini, tanpa kamu.
aku khawatir akan kau yang hanya berjagakan sosok polos membahayakan.
tapi kamu lagi-lagi tersenyum,
resahku lenyap.
8 roda membelah jalan, kali terakhir aku memandangmu samar.
ketika akhirnya hilang, hilang pula senyumku.
berganti dengan getaran hangat, menusuk, rindu.
9 Juni 2010
Ramadhan - 26 Agustus 2010
Aku ingat,Aku ingat menjalani bulan itu dengan suka cita..., dan cinta.
Ya, cinta, cinta yang tak terbalas, mungkin.
Aku ingat setiap shubuh kulalui denganmu dalam angan.
Kembali terlelap dengan perasaan berdebar, entah mengapa.
Aku ingat bertemu dengamu di sekolah.
Aku ingat bagaimana kamu selalu mampu membuatku lupa akan letih.
Aku ingat aku tidak pernah mau pulang sebelum kamu pulang.
Aku ingat aku selalu menyesuaikan, bagaimanapun caranya, agar aku bisa bertemu denganmu, disana..
Aku ingat saat malam tiba.
Aku ingat saat aku bersuka cita pergi ke masjid, untuk shalat tarawih.
Tapi tidak, sebenarnya aku hanya ingin bertemu kamu.
Hari ini, aku sadar.
Aku sadar bahwa baik tahun lalu maupun sekarang keadaan takkan pernah berubah.
Hanya perasaan ku yang berubah, seiring semua luka yang kau cipta.
Tenanglah, Angan mu hanya berlaku tahun lalu.
Hanya tahun lalu.
Tapi kupikir ramadhan ini tetap berbeda.
Karena tidak adanya cinta, dan tidak adanya kamu.
Aku tak mau berharap juga menghiba, seperti dulu.
Karena mungkin aku tidak merindukan momen itu.
Aku hanya teringat.
Kamu tahu? aku lega kini telah berpaling.
Karena jika saat ini masih kamu.
Mungkin rasanya akan lebih sakit dari tahun lalu
Aku - 27 Agustus 2010
Aku merasakan dalam-dalam setiap perjalanan hidupku. Setiap kejadian, setiap langkah dan keputusan, kuhirup segala konsekuensinya, kurasakan perasaanku sendiri saat saat mengambilnya.
Aku, berusaha mempelajari dengan serius setiap lembaran karakterku, meskipun sebagian besar penuh toleransi.. ehm, maksudku kepercayaan diri untuk menoleransinya, juga secara egois meminta manusia lain untuk menoleransinya, sehingga menimbulkan ketidak majuan dalam pengembangan sikap.
Aku selalu bersikap serius, bahkan dalam kekonyolan yang kuciptakan sendiri. Aku serius ingin serius, aku serius ketika merasa bahagia, atau kecewa atau marah. Dan aku serius dalam bersikap idiot.
Aku tahu setiap kelemahan dan perbedaanku dari yang lain, ku jalani dengan serius setiap pergolakannya, kucari penyelesaiannya, kucari manusia untuk lain untuk mengerti, semuanya tidak lain hanya untuk membantuku menjalani proses pemahaman diri.
Aku serius dalam perbedaanku, keanehanku, dan ketidakbiasaanku, aku bersyukur dan menikmatinya, dan aku confidently merasa diriku istimewa.
Berbekal pemikiran tersebut, kulangkahkan semua ambisi, mimpi dan hatiku dalam petak-petak kehidupanku. Memahami aksi, dan reaksi, sebagai proses pembelajaran dalam hidup.
p.s : satu hal, aku sendiri tak cukup logis untuk menterjemahkan kata-kata ini kedalam bahasa manusia, memintaku melakukannya hanya akan membuatmu bingung dengan kata-kataku yang pasti akan jauh lebih rumit. Kuharap, dimasa depan aku memiliki .. partner sekaligus penerjemahku. Yang mengerti diriku sedikit lebih mendekati pemahaman diriku sendiri, tapi juga sedikit lebih normal , sehingga dapat membantuku kembali berpijak saat pikiranku melayang
Bintang
Kamu adalah bintang, inspirasiku dalam menulis puisi, dalam menjalani dan menghadapi hidup.
Perasaanku padamu yang meluap-luap, rindu yang mengiris-iris egoku, pesonamu, diammu, kamu, menceritakan segalanya.
Cerita tentang aku, kamu, kita.
Kamu memberiku mimpi, semangat, semangat untuk bermimpi.
Kamu memberiku mimpi, mimpi untuk menjalani sisa hidup bersamamu.
Kamu memberiku kesempatan, kesempatan untuk jatuh cinta, untuk merindu, untuk sakit hati.
Kamu memberiku nyali, untuk menuliskan beberapa puisi-cinta-anak-gadis-labil, untuk menampakan sedikit saja perasaanku ke permukaan.
Tak peduli langit harus tertutup awan.
Tak peduli bintang harus terkalahkan dengan cahaya kota.
Kala aku mendongak, dengan rasa.
Maka kamu ada.
Bola Bekel
Untuk saat ini, aku benar-benar berharap bahwa dunia itu sekecil bola bekel.
Bola bekel yang bisa kita mainkan berdua, sampai lupa waktu.
Dengan celetukan-celetukan absurd, penuh tawa, senyum tertahan, binar mata, apapun.
Sampai-sampai cuma aku yang kamu perhatikan, dan bukan yang lain.
Egois, licik.
Biarin, bodo amat, suka-suka aku.
Tapi kalau lihat situasi sekarang..
Lupakan bola bekel, jarak 50km aja kamu buat seakan-akan jauhnya minta ampun.
Dan janji kita..
Eh, janjiku ding
Untuk tetap berteman sampai kuliah dan akhirnya kita makin dekat, makin dekat, dan akhirnya... ehm.. menempuh hidup berdua bersama, sehidup semati, seiya sekata.
Lupakan juga itu, 3 bulan lagi juga kamu bakal lupain saya.
iya kan? *naik-naikin alis*
Tapi saya mau balik lupain kamu juga susah.
Padahal disini anaknya pada cakep-cakep, gampang kalo mau cari kecengan baru.
Tapi eeeeh kamu lagi kamu lagi yang nongol di mimpi saya.
cape deh
Kesimpulannya sih..
sabodo deh kamu mau kesana kek, kesini kek, mau deket sama si cewe ganjen 1 kek, cewe ganjen 2 kek.
Saya disini aja, nontonin, nungguin.
sampe apa? sampe kamu sadar kalo HEEEY GUA DISINI, PICEK KALI YE MATA LO.
Wong saya maunya cuma kamu kok.
Pencuri Detik
Tercekoki khayalnya oleh ratusan perkamen-perkamen lusuh.
Hilang warasnya, surut tertarik.
Tergiur, melebur, dan akhirnya tercebur kedalam sebuah dunia.
Yang terlelap, 10 tahun menanti untuk dibangkitkan.
Menghembus nafas yang sedari tadi menghela, sang gadis terpejam.
Bahagia dibuatnya, setelah menjalani kehidupan lain yang bergulir tak datar.
Bukan mengenainya, bukan tentang yang ada.
Tapi tentang sebuah kisah yang mati apabila terkatup.
Gadis itu masih terpejam, berdebar.
Tertinggal di dadanya, masih sebuah kehidupan.
Terpaku di relungnya, adalah sebuah imaji.
Bukan tentang masa depan, bukan tentang yang kasat mata.
Tapi tentang sebuah hidup yang abadi dalam genggamannya.
P.s : Percaya ga gua bikin ini gara-gara baca buku harry potter, huahahaha :p :p
Thursday, August 12, 2010
Blushed
Kau disana berlari
Tapi aku tetap mencari sosok lain
Dan aku bertanya
Mengapa kau tak cukup ?
Aku tak tahu ada apa
Namun ku tahu apa sebabnya
Sebuah kabar berita
Telah membuatku merona
Oh, tidak
Keras kucoba menolak
Namun hati sungguh tak bisa ditebak
Dan kutahu rasa ini mulai merebak
Dilema
Mata ini mungkin menerima
Namun dalam hati masih bersemi dirinya
Dan aku pun bertanya
Nyatakah kusuka dirinya ?
Atau hanya kekaguman semata ?
Dan segala bualan fana ?
Aku akan terus mencari
Keputusan hati
Atas kesetiaan yang hampir mati
23.12.2009
Blushed. Watched. Felt
Saturday, July 3, 2010
Is That?
Is that love ?
Wet our road.
Wet our love.
Is that sunshine.
Is that your smile.
Shinning our earth
Shinning our heart
Is that storm.
Is that you and her.
Fall the tree.
Fall the faith.
Is that trees.
Is that us.
Dancing around the fountain of love.
Thanks for all of your
im gonna keep all of the memories in my heart
Only in mine
"And this is me.
That always loving you."
011209
Note
Bayang Semu Senyata Waktu
Aku, Buku, Dunia Kami
Aku dan Pena
Mawar Putih Pucat
Sakral
Black Monster
FarMel (old conflict)
Episentrum
Untitled
Kemarin
The Old You
Terisi, Mengendap, Meledak
sementara aku disini menjeritkan baris baris sayat
kau dan hatimu mati
sementara aku berdiri abadi.
daraku menggumpal di ujung nadi
mengendap, penuh terisi.
kebodohanmu adalah sumbu.
maka bukan salahku.
kau yang membuatnya meledak.
melesat, meluncur melawan gravitasi.
tersangkut di lorong suara.
jangan salahkan aku.
jika aku akan mati kehabisan nafas.
setidaknya datanglah
walau untuk membuatku jatuh
setidaknya, lihatlah.
sebelum aku meneriakkannya sendiri.
setidaknya bantu aku
menampung luapan darah ini.
sebelum aku tenggelam sendiri.
Aku Benci Pembiasaan
Perang putih biru kusam
senin ini, adalah hari dimana semua ilmu, asa, cita, azzam kami kerahkan.
menggenggam doa dari orangtua-orangtua kami.
memburu ridho dari Sang Maha Sempurna.
menyerahkan semua pada kedua detik-detik.
senin ini, dan esoknya, dan esoknya, dan esoknya.
adalah rangkaian perang bagi tentara-tentara putih biru kusam.
ujian nasional 2010 (nada pembawa acara silet)
pensil 2b, segala rumus, rangkaian grammar.
berkomidi putar dalam pikiran kami.
menit-menit menjelang terasa membakar nadi.
melalui tatapan awas manusia-manusia asing.
bulatan hitam menjadi saksi bisu semua.
penentu nasib kami.
melalui titik-titik itulah.
kami mebulatkan semua tekad, harap, doa, dan cita kami.
Ujung Pelangi Kami
deru melepaskan genggam erat kami.
jalan biru kami telah menemui ujung.
dan mendadak kami lupa bagaimana harus bernafas.
tahun-tahun telah kami lalui dengan suka, luka, duka, dan cinta.
akan segera berakhir.
masa kami telah habis.
pelangi kami telah menemukan ujungnya.
maka kami akan pergi.
dengan kenangan manis dalam hati masing-masing.
maka kami akan pergi.
membuka sayap lebar.
dan terbang merengkuh mimpi-mimpi yang lain.
terimakasih.
hai, kalian para lakon sandiwara hidup kami.
lintasan-lintasan memori mengalir cepat.
dan selamanya akan terekam di hati kami.
terimakasih.
hai, apa yang telah kami miliki.
dan yang dapat kami tinggalkan hanyalah segenggam kenangan.
kepada apa yang akan kami sebut sekolah lama.
Cinta kacang
bagaimana baris kalimat ini kadang terlihat seperti puisi cinta kacangan
aku juga tak dapat mengerti
cara menghentikan jiwa mencipta cinta
mungkin ini karenamu
dan penyiksaanmu yang tak kunjung surut.
atau mungkin ini karena kita.
dan lipatan memori yang tak kunjung habis.
aku tak pernah dapat mengerti.
bagaimana aku bisa terlihat sebodoh ini.
dan bagaimana absurdsitas bisa merasuki denting denting waktu.
mungkin karena kamu.
atau karena kita.
entahlah.
tanda merah itu, yang berisi namamu.
aku takkan pernah dapat mengerti bagaimana itu bisa begitu menyenangkan.
seperti kotak pandora sekaligus peti harta.
atau kotak coklat yang kau takkan pernah tau rasa apa yang kau dapatkan.
aku juga tak mengerti.
bagaimana bisa kau mempunyai senyum seindah lembayung senja.
tapi aku mengerti.
setiap tindakan yang ku cipta.
adalah karenamu
Selamanya Hari Ini
Cukup
tidak
kata-kata cinta ?
tidak
memang menyenangkan.
tapi bukan itu
kau mau tahu caranya ?
tak perlu suatu tindakan dramatis
melintaslah..
melintaslah di depan wajahku
biarkan aku menangkap tawamu
dan merekam senyummu
biarkan otak dan hatiku memutarnya terus-menerus
sebagai energi ku menghadapi sisa hari.
itu..
cukup
Aku, Kau, Kebohongan kita
Beraninya
kau menyiksaku
sampai ku kehilangan kendali
dan semudah itu saja
kau ciptakan angin puyuh dalam hati.
beraninya kau.
menarik senyumku paksa
menahannya
membuatku seperti gadis idiot.
beraninya kau.
mengambil alih, presepsiku.
hingga membuatku percaya
dan tak pernah ragu
karena kau yang tak pernah hilang
keterlaluan sungguh.
menembus batasku dapat menahan diri.
mencipta galau
juga rindu.
seenakmu sendiri.
beraninya kau,
membuatku tak pernah menyerah.
membuatku selalu menunggu.
hingga batas ku dapat bertahan.
It's always been you
there's no more you in my notifications
there's no more you in my facebook's page
but just believe
it's always been your heart in mine
it's always been your face on my mind
it's always been your voice in my heard
it's always been you in my life
:)
As Real Time Shadows
abstract silhouette of a shadow
divorced, ruffled, gathered, together.
paint a face as real time shadows.
you.
pensive
hard to believe, and I do not want to believe
that my brain is sophisticated enough to record your smile
and play back when darkness swallowed the light,
when my eyes closed.
frustrated
you, do not also go
incarnated in the shadows of false
in my heart.
I realized
I no longer flat as a mirror.
and I want to
you have, more than a superficial as real time shadows.
16-01-10
silly
Special Mother's Day
On behalf of your love that never vanished
So this
Dear endless faces behind the scowl
Reversed respects endless complaints that came out of oral tired
There was no attempt, which seen
Only prayer and a prayer
That accompanied each of your sweat
Know
That the heart is always tucked a prayer for you
And look
Highlight the love behind the membrane hubris
Understand
Because of my inability to express all the shackles of ego in the shadows
And find
The desire and hope for your happiness present in every fantasy
No words, able to come out
Only there is a sense reflects all
For you, just for you
Tribute to my beloved mother
Ilysm
22/12/2009
Special Mother's day
Loyality?
As many times fall
My hope was likewise collapse
Knelt motionless while her away
sun came for him
Leave the dark clouds rumble in the soul
drip drop heartsick
Leaving wounds
Whether rigid
Or just stupidity
But the wound remains open
Maintaining wound
Maintaining grief
Late, late
Hearts and love drowned by it
But desire does not even try to reach
Because she knew expectations would never be achieved
Irony, pain, unrequited longing for her
Shortness of breath and the void of ego stuffed hope
Indefinitely
Her stay in the dark despair
And lost in the labyrinth of ignorance
Then up stood in silence, in the name of loyalty
Or maybe
She will travel
Exploring every character, every face
Opens the way for a handful of love
To search for a new sun
That can illuminate his heart
23/12/2009
Confused, really confused.